Senin, 07 Maret 2016

KHUTBAH GERHANA MATAHARI

Peristiwa Gerhana Matahari Bukti Keagungan Allah


 

Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah.
Marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, yakni dengan menjalankan segala perintah-perintan-Nya dan men jauhi segala larangan-larangan-Nya.


Sebagian besar kita kerap salah paham, begitu kata “ayat-ayat Allah” disebutkan maka yang tergambar hanya teks Al-Qur’an. Padahal, Allah menciptakan ayat bukan semata huruf-huruf atau lafal-lafal suci. Ayat secara bahasa berarti tanda. Apa itu tanda? Tanda adalah sarana yang dianggap representasi dari kehadiran sesuatu. Allah menciptakan tanda akan keberadaan Diri-Nya bukan melalui Al-Qur’an saja. Alam semesta dan diri kita pun adalah bagian dari tanda alias ayat-Nya.
Diantara tanda-tanda itu, pada pagi hari ini Rabu 29 Jumadilawal 1437 H bertepatan dengan tanggal 9 Maret 2016 M kita semua tengah mengalami dan menyaksikan sebuah peristiwa alam yang sangat menakjubkan, yang mungkin menimbulkan rasa berdebar-debar dan  bergetar dalam hati kita masing-masing.

Peristiwa yang sedang kita alami dan saksikan ini merupakan peristiwa alam yang jarang terjadi, bahkan tidak setiap orang diberi kesempatan menyaksikannya. Matahari yang biasanya bersinar terang di siang hari tertutup oleh bulan sehingga sinarnya tidak sampai ke lingkungan kita dan menimbulkan keadaan gelap seperti malam hari. Meskipun keadaan gelap ini hanya berlangsung sebentar saja, kurang lebih hanya 5 menit saja, namun sudah cukup dapat menimbulkan keterkejutan-keterkejutan bagi setiap makhluk yang mengalaminya. Binatang-binatang yang biasanya tidur di malam hari terkejut  dan mengikuti nalurinya menyangka hari sudah mulai malam sehingga bergegas-gegas pulang ke kandang. Sebaliknya, binatang-binatang yang terbang malam untuk mencari makan semuanya mulai beterbangan untuk mencari makan. Demikian pula halnya dengan tumbuh-tumbuhan, semuanya melakukan kebiasaan-kebiasaan sesuai dengan keadaan gelap seperti ini. Kita pun makhluk yang dikaruniai akal oleh Allah swt melakukan berbagai macam perbuatan untuk mengatasi kegelapan akibat matahari tertutup bulan seperti sekarang ini.

Kaum muslimin da yang dirahmati Allah.

Peristiwa seperti inilah yang dikenal dengan istilah gerhana. Gerhana yang kita alami sekarang ini adalah gerhana matahari total karena seluruh bagian piringan matahari tertutup oleh piringan bulan. Akibatnya, ada wilayah permukaan bumi yang betul-betul gelap karena bayang-bayang inti bulan yang gelap menutupi wilayah permukaan bumi tersebut. Di bagian wilayah permukaan bumi ini terjadi apa yang kita sebut dengan gerhana matahari total. Sementara itu, pada bagian permukaan bumi lainnya tidak mengalami keadaan demikian melainkan hanya remang-remang. Di bagian wilayah permukaan bumi ini terjadi apa yang kita sebut dengan gerhana matahari sebagian.

Di benak kita muncul pertanyaan. Apa sesungguhnya yang terjadi di balik peristiwa alam yang menakjubkan ini? Apakah peristiwa ini hanya sekali saja terjadi di atas dunia ini atau justru terjadi berulang kali? Hikmah-hikmah apa saja yang dapat kita petik dari peristiwa ini? Dahulu kala banyak orang telah keliru dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ada yang menyangka bahwa gerhana terjadi karena matahari atau bulan ditelan oleh raksasa (Buto). Karena itu mereka memukul-mukul kentongan, lesung, dan benda lain yang menimbulkan bunyi nyaring, untuk menimbulkan bunyi-bunyi yang gaduh dengan tujuan agar raksasa yang menelannya menjadi takut dan mau memuntahkan matahari atau bulan yang telah ditelannya.

Kaum muslimin pada masa Rasulullah saw masih hidup, juga pernah mempunyai anggapan yang keliru tentang gerhana matahari yang terjadi waktu itu. Atas kehendak Allah swt, pada saat itu bersamaan dengan wafatnya Ibrahim putra Rasulullah saw terjadi pula gerhana  matahari. Oleh sebab itu, ada sebagian sahabat yang menyangka bahwa gerhana matahari yang terjadi saat itu terjadi akibat wafatnya Ibrahim.

Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah.
Marilah  kita perhatikan bunyi Firman Allah dalam surat Yaasiin :


 وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (٣٧) وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (٣٨) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (٣٩) لاَ الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (٤٠)

Artinya :
Ayat 37: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.
Ayat 38: dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Ayat 39: Dan telah Kami tetapkan tempat-tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah dia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tanda yang tua.
Ayat 40: Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Qs. Yasin: 37-40)

Dengan demikian, siang dan malam, matahari dan bulan, adalah ciptaan-ciptaan Allah. Semuanya diciptakan menurut aturan-aturan tertentu yang oleh para ahli ilmu alam disebut dengan hukum alam, atau yang kita namakan dengan istilah sunnatullah. Semuanya berada di bawah kekuasaan dan pemeliharaan Allah dan tidak ada seorangpun yang mampu mengubah atau mengganti sunnatullah tersebut. Mari kita simak firman Allah swt berikut:

سُنَّةَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى قَدۡ خَلَتْ مِن قَبْلُُ‌ۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ ٱللَّهِ تَبْدِْيلاً۬

Artinya: Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu. (QS Al-Fath/48:23).

Gerhana matahari atau gerhana bulan adalah bukti adanya sunnatullah. Sunnatullah adalah hukum Allah swt yang telah ditetapkanNya. Menghadapi hukum Allah swt ini manusia tidak berdaya sama sekali untuk mengubahnya apalagi menentangnya. Menyadari  ketidakberdayaan dan kelemahan kita di hadapan kekuasaan Allah swt inilah yang merupakan pangkal keselamatan dan kebahagiaan hidup kita karena akan mendorong kita untuk berpasrah diri pada bimbingan dan petunjuk Allah swt. Allah maha agung, maha kuasa, dan maha perkasa. Namun demikian, Dia jualah yang maha bijaksana, maha kasih, maha cinta, dan maha sayang kepada setiap makhlukNya yang berpasrah diri kepadaNya. Satu-satunya cara pasrah diri kepada Allah swt adalah dengan mengikuti dan mengamalkan petunjuk agama yang diridaiNya, yaitu Islam. Dengan istilah yang lebih populer, adalah takwa; dan takwa inilah yang merupakan sebaik-baik perbekalan kita dalam mengarungi kehidupan yang silih berganti antara pasang dan surut, naik dan turun. Firman Allah swt:

وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيرَْ ٱلزَّادِ ٱلتَّقوَىٰ‌ۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُوْلِى ٱلأَلْبَابِ

Artinya: ... Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu wahai orang-orang yang berakal. (Q.s. al Baqarah 2 : 197)

Sebagai suatu peristiwa alam yang cukup menakjubkan dan mengejutkan, gerhana matahari telah terjadi berulangkali. Bahkan siklus atau kapan waktu terjadinya sudah dapat diprediksi, dihitung, jauh hari sebelumnya dengan menggunakan ilmu falak atau astronomi. Para ahli juga telah menghitung jauh-jauh hari sebelumnya untuk peristiwa gerhana matahari yang hari ini terjadi. Peristiwa gerhana yang telah terjadi berulang kali ini, dan yang akan terjadi pula di kemudian hari adalah merupakan bukti rahman dan rahimnya Allah swt kepada kita.

Melalui peristiwa-peristiwa semacam ini, Allah memperlihatkan sebagian dari tanda-tanda   kekuasaanNya kepada kita, agar kita masing-masing menjadi ingat dan sadar terhadap “kemanusiaan” kita, menjadi insaf terhadap “kemakhlukan” kita, dan menjadi lebih ingat terhadap “kehambaan” kita. Karena kita ini semuanya adalah manusia, kita semua adalah makhluk, dan kita semua adalah hamba Allah swt yang lemah dan tidak berdaya di hadapan hukum Allah swt. Sudah seharusnya kita menjauhkan sifat-sifat buruk terhadap sesama, seperti angkuh, sombong, sewenang-wenang, dan sejenisnya maupun sifat-sifat tak terpuji terhadap Allah swt seperti suka berbuat dosa, melakukan perbuatan maksiat dan tercela, atau lalai mentaatiNya.

Sebaliknya, sudah semestinya kita menghiasi diri kita masing-masing dengan sifat-sifat yang terpuji, baik terhadap sesama makhluk dan terutama terhadap Allah swt sebagai Khalik (Pencipta). Terhadap sesama makhluk; kita ciptakan, kita pelihara, dan kita tingkatkan suasana ukhuwah (persaudaraan), suasana ta’awun (gotong-royong), saling membantu dan tolong-menolong dalam kebaikan, dan saling memelihara diri dari berbuat kerusakan, baik terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungan alam sekitar kita. Semua yang telah kita sebutkan itu adalah merupakan perintah-perintah agama yang harus kita kerjakan demi kebaikan hidup kita bersama.

Terhadap Allah swt, Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara alam seisinya; kita perbarui, kita tingkatkan, dan kita pelihara keimanan kita masing-masing terhadap-Nya. Kita sucikan iman kita masing-masing dengan membuang jauh-jauh kepercayaan atau tahayul-tahayul yang bukan-bukan, seperti matahari ditelan raksasa, gerhana terjadi karena mati atau lahirnya seseorang, dan lain sebagainya yang tidak sesuai dengan akal dan petunjuk agama. Marilah kita hayati betul-betul syahadat atau kesaksian kita bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah. Hanya kepada Allah saja kita menyembah dan hanya kepadaNya kita bersujud; tidak kepada matahari, bulan, bintang, atau makhluk apapun juga; dan kita ikuti risalah Rasulullah saw dengan sekuat-kuatnya.

Insya Allah, dengan berbuat baik kepada sesama dan terhadap Allah, kita semua akan menemukan kehidupan yang baik, kehidupan yang menjadi cita-cita kita semua, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Dalam menempuh usaha demikian, jangan lupa senantiasa berdoa kepada Allah, karena doa adalah media komunikasi utama hubungan antara makhluk dengan Khaliknya. Melupakan doa berarti melupakan kemanusiaan, kemakhlukan, dan kehambaan kita yang sebenarnya.

Akhirnya, sebagai penutup khutbah ini, marilah bersama-sama kita panjatkan doa ke hadirat Allah swt dengan ikhlas dan sepenuh perasaan hati. Mudah-mudahan kita diberikan keselamatan dan keberkahan di dunia dan akhirat Amin yaa Robbal Alamin.

بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم. وتقبل منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم اقول قولى هذا واستعفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين والمؤمنات
فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم


Tidak ada komentar:

Posting Komentar