Peristiwa Gerhana Matahari Bukti Keagungan
Allah
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah.
Marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa, yakni dengan menjalankan segala perintah-perintan-Nya
dan men jauhi segala larangan-larangan-Nya.
Sebagian
besar kita kerap salah paham, begitu kata “ayat-ayat Allah” disebutkan maka
yang tergambar hanya teks Al-Qur’an. Padahal, Allah menciptakan ayat bukan
semata huruf-huruf atau lafal-lafal suci. Ayat secara bahasa berarti tanda. Apa
itu tanda? Tanda adalah sarana yang dianggap representasi dari kehadiran
sesuatu. Allah menciptakan tanda akan keberadaan Diri-Nya bukan melalui
Al-Qur’an saja. Alam semesta dan diri kita pun adalah bagian dari tanda alias
ayat-Nya.
Diantara tanda-tanda itu, pada pagi hari ini Rabu 29 Jumadilawal
1437 H bertepatan dengan tanggal 9 Maret 2016 M kita semua tengah mengalami dan
menyaksikan sebuah peristiwa alam yang sangat menakjubkan, yang mungkin
menimbulkan rasa berdebar-debar dan bergetar dalam hati kita
masing-masing.
Peristiwa yang sedang kita alami dan saksikan ini merupakan
peristiwa alam yang jarang terjadi, bahkan tidak setiap orang diberi kesempatan
menyaksikannya. Matahari yang biasanya bersinar terang di siang hari tertutup
oleh bulan sehingga sinarnya tidak sampai ke lingkungan kita dan menimbulkan
keadaan gelap seperti malam hari. Meskipun keadaan gelap ini hanya berlangsung
sebentar saja, kurang lebih hanya 5 menit saja, namun sudah cukup dapat
menimbulkan keterkejutan-keterkejutan bagi setiap makhluk yang mengalaminya.
Binatang-binatang yang biasanya tidur di malam hari terkejut dan
mengikuti nalurinya menyangka hari sudah mulai malam sehingga bergegas-gegas
pulang ke kandang. Sebaliknya, binatang-binatang yang terbang malam untuk
mencari makan semuanya mulai beterbangan untuk mencari makan. Demikian pula
halnya dengan tumbuh-tumbuhan, semuanya melakukan kebiasaan-kebiasaan sesuai
dengan keadaan gelap seperti ini. Kita pun makhluk yang dikaruniai akal oleh
Allah swt melakukan berbagai macam perbuatan untuk mengatasi kegelapan akibat
matahari tertutup bulan seperti sekarang ini.
Kaum muslimin da yang dirahmati Allah.
Peristiwa seperti inilah yang dikenal dengan istilah gerhana.
Gerhana yang kita alami sekarang ini adalah gerhana matahari total karena
seluruh bagian piringan matahari tertutup oleh piringan bulan. Akibatnya, ada
wilayah permukaan bumi yang betul-betul gelap karena bayang-bayang inti bulan
yang gelap menutupi wilayah permukaan bumi tersebut. Di bagian wilayah
permukaan bumi ini terjadi apa yang kita sebut dengan gerhana matahari total.
Sementara itu, pada bagian permukaan bumi lainnya tidak mengalami keadaan
demikian melainkan hanya remang-remang. Di bagian wilayah permukaan bumi ini
terjadi apa yang kita sebut dengan gerhana matahari sebagian.
Di benak kita muncul pertanyaan. Apa sesungguhnya yang terjadi
di balik peristiwa alam yang menakjubkan ini? Apakah peristiwa ini hanya sekali
saja terjadi di atas dunia ini atau justru terjadi berulang kali? Hikmah-hikmah
apa saja yang dapat kita petik dari peristiwa ini? Dahulu kala banyak orang
telah keliru dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ada yang menyangka
bahwa gerhana terjadi karena matahari atau bulan ditelan oleh raksasa (Buto).
Karena itu mereka memukul-mukul kentongan, lesung, dan benda lain yang
menimbulkan bunyi nyaring, untuk menimbulkan bunyi-bunyi yang gaduh dengan
tujuan agar raksasa yang menelannya menjadi takut dan mau memuntahkan matahari
atau bulan yang telah ditelannya.
Kaum muslimin pada masa Rasulullah saw masih hidup, juga pernah
mempunyai anggapan yang keliru tentang gerhana matahari yang terjadi waktu itu.
Atas kehendak Allah swt, pada saat itu bersamaan dengan wafatnya Ibrahim putra
Rasulullah saw terjadi pula gerhana matahari. Oleh sebab itu, ada
sebagian sahabat yang menyangka bahwa gerhana matahari yang terjadi saat itu
terjadi akibat wafatnya Ibrahim.
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah.
Marilah kita perhatikan bunyi Firman
Allah dalam surat Yaasiin :
وَآيَةٌ لَهُمُ
اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (٣٧) وَالشَّمْسُ
تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (٣٨)
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (٣٩)
لاَ الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ
النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (٤٠)
Artinya :
Ayat 37: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar)
bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan
serta merta mereka berada dalam kegelapan.
Ayat 38: dan matahari berjalan di tempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Ayat 39: Dan telah Kami tetapkan tempat-tempat peredaran
bagi bulan, sehingga (setelah dia sampai ke tempat peredaran yang terakhir)
kembalilah dia sebagai bentuk tanda yang tua.
Ayat 40: Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan
dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya. (Qs. Yasin: 37-40)
Dengan demikian, siang dan malam, matahari dan bulan, adalah
ciptaan-ciptaan Allah. Semuanya diciptakan menurut aturan-aturan tertentu yang
oleh para ahli ilmu alam disebut dengan hukum alam, atau yang kita namakan
dengan istilah sunnatullah. Semuanya berada di bawah kekuasaan dan pemeliharaan
Allah dan tidak ada seorangpun yang mampu mengubah atau mengganti sunnatullah
tersebut. Mari kita simak firman Allah swt berikut:
سُنَّةَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى قَدۡ خَلَتْ مِن قَبْلُُۖ وَلَن تَجِدَ
لِسُنَّةِ ٱللَّهِ تَبْدِْيلاً۬
Artinya: Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku
sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah
itu. (QS Al-Fath/48:23).
Gerhana matahari atau gerhana bulan adalah bukti adanya
sunnatullah. Sunnatullah adalah hukum Allah swt yang telah ditetapkanNya.
Menghadapi hukum Allah swt ini manusia tidak berdaya sama sekali untuk
mengubahnya apalagi menentangnya. Menyadari ketidakberdayaan dan
kelemahan kita di hadapan kekuasaan Allah swt inilah yang merupakan pangkal
keselamatan dan kebahagiaan hidup kita karena akan mendorong kita untuk berpasrah
diri pada bimbingan dan petunjuk Allah swt. Allah maha agung, maha kuasa, dan
maha perkasa. Namun demikian, Dia jualah yang maha bijaksana, maha kasih, maha
cinta, dan maha sayang kepada setiap makhlukNya yang berpasrah diri kepadaNya.
Satu-satunya cara pasrah diri kepada Allah swt adalah dengan mengikuti dan
mengamalkan petunjuk agama yang diridaiNya, yaitu Islam. Dengan istilah yang
lebih populer, adalah takwa; dan takwa inilah yang merupakan sebaik-baik
perbekalan kita dalam mengarungi kehidupan yang silih berganti antara pasang
dan surut, naik dan turun. Firman Allah swt:
وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيرَْ ٱلزَّادِ ٱلتَّقوَىٰۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُوْلِى ٱلأَلْبَابِ
Artinya: ... Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu wahai orang-orang yang berakal.
(Q.s. al Baqarah 2 : 197)
Sebagai suatu peristiwa alam yang cukup menakjubkan dan
mengejutkan, gerhana matahari telah terjadi berulangkali. Bahkan siklus atau
kapan waktu terjadinya sudah dapat diprediksi, dihitung, jauh hari sebelumnya
dengan menggunakan ilmu falak atau astronomi. Para ahli juga telah menghitung
jauh-jauh hari sebelumnya untuk peristiwa gerhana matahari yang hari ini
terjadi. Peristiwa gerhana yang telah terjadi berulang kali ini, dan yang akan
terjadi pula di kemudian hari adalah merupakan bukti rahman dan rahimnya Allah
swt kepada kita.
Melalui peristiwa-peristiwa semacam ini, Allah memperlihatkan
sebagian dari tanda-tanda kekuasaanNya kepada kita, agar kita
masing-masing menjadi ingat dan sadar terhadap “kemanusiaan” kita, menjadi
insaf terhadap “kemakhlukan” kita, dan menjadi lebih ingat terhadap “kehambaan”
kita. Karena kita ini semuanya adalah manusia, kita semua adalah makhluk, dan
kita semua adalah hamba Allah swt yang lemah dan tidak berdaya di hadapan hukum
Allah swt. Sudah seharusnya kita menjauhkan sifat-sifat buruk terhadap sesama,
seperti angkuh, sombong, sewenang-wenang, dan sejenisnya maupun sifat-sifat tak
terpuji terhadap Allah swt seperti suka berbuat dosa, melakukan perbuatan
maksiat dan tercela, atau lalai mentaatiNya.
Sebaliknya, sudah semestinya kita menghiasi diri kita
masing-masing dengan sifat-sifat yang terpuji, baik terhadap sesama makhluk dan
terutama terhadap Allah swt sebagai Khalik (Pencipta). Terhadap sesama makhluk;
kita ciptakan, kita pelihara, dan kita tingkatkan suasana ukhuwah (persaudaraan),
suasana ta’awun (gotong-royong), saling membantu dan tolong-menolong dalam
kebaikan, dan saling memelihara diri dari berbuat kerusakan, baik terhadap
sesama manusia maupun terhadap lingkungan alam sekitar kita. Semua yang telah
kita sebutkan itu adalah merupakan perintah-perintah agama yang harus kita
kerjakan demi kebaikan hidup kita bersama.
Terhadap Allah swt, Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara alam
seisinya; kita perbarui, kita tingkatkan, dan kita pelihara keimanan kita
masing-masing terhadap-Nya. Kita sucikan iman kita masing-masing dengan
membuang jauh-jauh kepercayaan atau tahayul-tahayul yang bukan-bukan, seperti
matahari ditelan raksasa, gerhana terjadi karena mati atau lahirnya seseorang,
dan lain sebagainya yang tidak sesuai dengan akal dan petunjuk agama. Marilah
kita hayati betul-betul syahadat atau kesaksian kita bahwa Tiada Tuhan selain
Allah dan Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah. Hanya kepada Allah saja kita
menyembah dan hanya kepadaNya kita bersujud; tidak kepada matahari, bulan, bintang,
atau makhluk apapun juga; dan kita ikuti risalah Rasulullah saw dengan
sekuat-kuatnya.
Insya Allah, dengan berbuat baik kepada sesama dan terhadap
Allah, kita semua akan menemukan kehidupan yang baik, kehidupan yang menjadi
cita-cita kita semua, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Dalam
menempuh usaha demikian, jangan lupa senantiasa berdoa kepada Allah, karena doa
adalah media komunikasi utama hubungan antara makhluk dengan Khaliknya.
Melupakan doa berarti melupakan kemanusiaan, kemakhlukan, dan kehambaan kita
yang sebenarnya.
Akhirnya, sebagai penutup khutbah ini, marilah bersama-sama kita
panjatkan doa ke hadirat Allah swt dengan ikhlas dan sepenuh perasaan hati.
Mudah-mudahan kita diberikan keselamatan dan keberkahan di dunia dan akhirat
Amin yaa Robbal Alamin.
بارك الله لى ولكم فى القران العظيم
ونفعنى واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم. وتقبل منى ومنكم تلاوته انه هو
السميع العليم اقول قولى هذا واستعفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين
والمؤمنات
فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar