Warning Sebelum Membeli, Kitab Kuning Semakin Rawan Diubah
Mutholaah kitab kuning
Al Hasan Soko.com – Sebelum membeli kitab kuning sebaiknya diteliti dulu keasliaanya. Atau kalau sudah terlanjur membeli, konsultasikan dengan ahlinya, karena bisa jadi, kitab yang sudah dibeli telah mengalami banyak perubahan untuk kepentingan tertentu oleh kelompok tertentu.
Terkait dengan fenomena tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) mengingatkan kepada pihak pondok pesantren bahwa fenomena perang pemikiran yang terjadi sekarang ini di kalangan internal umat Islam, telah mengancam isi dari Kitab Kuning.
Kitab Kuning yang menjadi rujukan pesantren kepada kitab-kitab keislaman kontemporer ini menjadi legitimasi arus pemikiran di luar yang telah diajarkan oleh para penulisnya.
Hal itu disampaikan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Ace Saefuddin usai menerima perwakilan dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) di kantor Kemenag Jakarta. “Saat ini upaya pengubahan dan penyusupan isi kitab-kitab pelajaran agama atau biasa disebut kitab kuning semakin gencar,” ujarnya, sebagaimana dirilis Republika.co.id beberapa waktu lalu.
Hal ini, menurut dia, terjadi karena perang pemikiran antara kelompok Salafiyah yang diwakilkan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan Kelompok Islam garis keras atau yang biasa dikenal dengan Wahabi. “Di dalam kitab yang disusupi ada kalimat-kalimat tertentu yang menyalahkan arti sehingga mengandung perbedaan faham,” kata dia.
Penyusupan itu, kata Ace, seperti dengan tahrib atau menghilangkan ide yang asli, ada juga melalui tahqiq atau membuat tafsir baru seperti AlQurannya Ahmadiyah. Penyusupan terjadi melalui software komputer dalam penggunaan kitab-kitab ini yaitu Maktabah Syamila yang kini mulai populer digunakan dikalangan para santri pondok pesantren modern.
Karenanya, ia mengingatkan kepada pihak pondok pesantren baik Kiai atau santri untuk memperhatikan hal ini. Pihaknya juga menghimbau agar Kiai bisa memberikan pemahaman yang benar sesuai asli penulisnya kepada para santri. Ini sebagai bentuk antisipasi, agar santri bisa membedakan seperti apa kitab-kitab yang masih asli sesuai karangan penulisnya dan mana yang telah diubah.
Kitab kuning merupakan istilah yang digunakan sebagian masyarakat untuk menyebut kitab-kitab berbahasa Arab. Sejak masa silam, kitab-kitab berbahasa Arab ini biasa digunakan banyak pesantren sebagai bahan pelajaran para santri.
Ada juga yang menamainya dengan kitab gundul karena tulisannya yang merupakan aksara Arab tersebut tidak memiliki harakat atau syakl (tanda baca).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar